Rabu, 04 April 2012

It's All About You :)


Pikiranku kembali melayang menuju suatu waktu di awal tahun 2008. Perlahan, kepingan-kepingan setiap episode kehidupanku pun bergerak menyeruak. Membuka kembali cerita-cerita lama, yang sudah tersimpan rapi dalam suatu ruang di dalam hati. Mengingatkanku pada suatu waktu yang mengubah semuanya. Awal pertemuanku denganmu.

Engkau hadir dalam diam dan ketenangan. Hingga akupun tidak terlalu memerdulikan sosokmu. Melihatmu pun hanya sekilas, seorang mahasiswa dengan sweater buntungnya, tampak rapi, duduk di sebuah selasar kampus besar ini. Dan perkenalan yang ada pun terasa biasa. Tanpa ada rasa dan semua berjalan sebagaimana adanya.

Namun, setelah itu, dapat kukatakan bahwa kami berdua cukup sering melakukan komunikasi. Bahkan aku sering sekali meneleponnya. Bertanya mengenai apa saja materi-materi yang harus disiapkan, mengecek persiapan dari semua teman, dan masih banyak hal lainnya terkait dengan kegiatan yang akan kami laksanakan. Semua penjelasannya jelas, runtut, mudah dipahami, sekaligus mencerahkan. Pribadi yang menyenangkan, kupikir. Dan aku pun menemukan patner kerja yang hebat !!!!!

Tak terasa, tiga bulan sudah persiapan kegiatan tersebut berjalan. Aku mulai sedikit mengenal siapa dirimu. Setidaknya aku mendapatkan info itu dari kakak kelasku. Benar dugaanku, engkau bukan orang biasa. Dulu, engkau adalah seorang ketua kerohanian Islam di sebuah sekolah negeri favorit di kota ini. Alhamdulillah, ada seseorang yang paham yang nantinya bisa aku ajak diskusi untuk sebuah misi, misi kebaikan..:p

Hingga sampai pada waktunya, ketika kami harus tinggal di sebuah perkampungan di kaki Gunung Merapi selama dua bulan lamanya. Ternyata rencana-Nya membuat kami harus bertemu setiap saat, karena kami indekos di tempat yang sama, yaitu rumah bapak Kepala Desa. Rupa-rupa ternyata teman-temanku di sana, bahkan ada-ada saja ulahnya. Bagaimana canda tawa mereka, pemikirannya, juga interaksinya. Suatu hal yang jarang kutemui, yang menunjukkanku bagaimana dunia di sekitarku. Yupz… Pada akhirnya kuputuskan, minimal aku bisa mewarnai duniaku saat itu, menggoreskan kebaikan bagi semua. Aku bukanlah orang yang senang membiarkan lingkungan di sekitarku tak tersentuh sama sekali. Bahwa seorang muslim itu bagaikan cahaya dan tugas kita menunjukkannya. Toh aku tidak sendiri, ada dirimu yang bisa aku andalkan.

Namun, engkau diam. Aku hanya melihat dirimu pergi sendiri ke masjid, tanpa mengajak yang lain. Hingga akhirnya, aku menanyakan tentang apa tujuanmu ada di sini. Sampai episode ini, aku tertawa, bagaimana mungkin aku melakukannya. Dan aku pun sudah lupa engkau menjawab apa. Sesudah ini, keadaan pun lebih baik. Setiap hari kami semua sholat berjamaah, bahkan selepas sholat maghrib kami mengaji bersama. Sungguh momen yang tak akan kulupa. Aku suka…


Semuanya sedikit berbeda ketika aku menemukan sesuatu hal yang aku khawatirkan. Ini tentang cinta atau apalah namanya. Tanpa sengaja aku membaca tulisan-tulisanmu. Tulisan ini, tulisan itu, dan semuanya yang aku baca. Hei, ini tentangku, tentang perasaanmu terhadapku. Pede sekali aku mengambil kesimpulan. Tapi semua perihalnya sama !!!!!

Benar-benar heran, bagaimana mungkin engkau mempunyai rasa itu? Atas sikap-sikapku selama ini? Padahal kupikir semuanya biasa saja. Apakah ketika aku bersikap seperti ini, engkau menafsirkan seperti itu? Aku pun tidak terlalu mengerti, yang bisa kulakukan adalah berusaha menyikapi semuanya secara wajar apa adanya.

Dari awal, memang sudah kuniatkan untuk sebisa mungkin tidak terjebak dalam hal-hal tersebut. Sedikit sekali aku berpikir mengenai cinta. Karena tembok hati ini begitu tebalnya dengan berbagai macam tabir pelindungnya. Sedikit saja mendekat, maka dengan segera akan kutebas semuanya. Kejam mungkin, tapi itulah aku apa adanya. Seterusnya aku berusaha ingin tahu apa yang engkau tuliskan, agar aku tahu bagaimana aku harus bersikap. Lucu, aku pun tahu engkau tahu aku selalu membaca tulisanmu. Tapi engkau membiarkannya saja. Hingga tiba pada masanya, akhirnya aku tahu engkau sengaja melakukannya.

Terlepas dari semua itu, aku merasa nyaman ketika bertukar pikiran denganmu. Engkau memberikan pengetahuan-pengetahuan baru bagiku. Ternyata engkau pun baik hati, suka menolong, tanggap, cekatan, penuh perhitungan dan santun kepada semua. Salut sekali ketika melihatmu tidak malu mengerjakan pekerjaan rumah yang harusnya dilakukan oleh seorang wanita. Dan yang paling membuatku iri adalah engkau fasih sekali berbahasa Jawa. Kenapa aku iri? Ada saatnya nanti, saat semua sudah pasti, aku akan bercerita mengenai hal ini….

Pada akhirnya, dua bulan terlewati sudah. Dengan berbagai cerita-cerita lucunya. Saat-saat bermain badminton di kelurahan, mengajar TPA, kerja bakti di kampung, dan masih banyak lainnya. Semua itu membekas, terukir di dalam hati.

Kembali pada rutinitas tiada henti setelah kegiatan tersebut, membuatku sejenak melupakan semuanya. Hingga sampai suatu saat, segalanya berubah, ketika engkau mengungkapkan ingin melamarku. Dan pada saat itu aku benar-benar bingung dan terkejut. Aku belum pernah menghadapi semua ini. Cukup lama aku diam tak memberikan jawaban. Aku terlalu takut, atas semua hal yang akan terjadi di sekelilingku. Semuanya banyak berharap kepadaku, sehingga aku tidak boleh sembarangan. Tetapi, atas semua kepribadianmu, aku mulai menyadari, bahwa aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja. Engkau orang yang hebat, yang aku yakin, kelak engkau akan membimbingku dengan baik.

Pada akhirnya, semua berjalan sampai saat ini. Setelah melalui perenungan yang panjang dan sholat yang kupanjatkan, aku menerimamu. Dan tahukah engkau, aku selalu suka dengan namamu, surga yang bercahaya. Itulah harapan yang ingin kuraih bersamamu, yaitu surga-Nya. Bismillah, semoga Allah meridhoinya. Insya Allah amien..

Spesial for my husband :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar